AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA (INFLASI)
Pengertian
inflasi, inflasi umum dan inflasi khusus
Inflasi adalah kenaikan tingkat
harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Dari
pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara
maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh
mempengaruhi. Semua Negara di dunia selalu menghadapi berbagai permasalahan
inflasi. Oleh sebab itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu Negara
merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya maslah ekonomi yang
dihadapi suatu Negara.
Inflasi
merupakan masalah ekonomi (peristiwa moneter) yang hampir terjadi di semua
negara di dunia. Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecendrungan naiknya
harga-harga secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Dari pengertian ini
dapat diambil beberapa hal penting dalam memahami inflasi, bahwa inflasi ini
terjadi: Diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum, atau hampir semua
komoditi mengalami kenaikan. Jadi, kenaikan harga dari satu atau beberapa
barang saja tidak disebut sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga-harga barang lain.
Kecenderungan kenaikan harganya terjadi terus menerus. Kenaikan
harga-harga karena, misalnya musiman, menjelang hari-hari bear, atau yang
terjadi sekali saja (tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak dapat dikatakan
sebagai inflasi.
Banyak ahli ekonomi mengulas mengenai pembagian/penggolongan inflasi menurut
beberapa sudut pandang. Penggolongan inflasi yang sering digunakan adalah
berdasar asal, bobotnya, serta berdasarkan penyebabnya.
Pengertian
Perubahan Harga
Untuk
memahami istilah perubahan harga, kita harus membedakan antara pergerakan harga
umum dan pergerakan harga spesifik. Perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Disebut inflasi jika terjadi kenaikan harga secara keseluruhan dan
disebut deflasi jika terjadi penurunan harga. Perubahan harga spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan
dalam permintaan dan penawaran. Laporan keuangan di masa perubahan harga
berpotensi menyesatkan apabila ada pengukuran nilai aset yang tidak akurat,
penyimpangan yang ditimbulkan diantaranya :
1)
Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum
disesuaikan
2)
Anggaran yang menjadi dasar pengukuran
3)
Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inlasi yang tidak terkendali.
Mengapa Laporan
Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang
lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai
lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan
yang didasarkan pada data seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya
akan menyebabkan :
1)
Kenaikan dalam proporsi pajak.
2)
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
3)
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
4)
Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih
besar).
Penyesuaian
Tingkat – Harga Umum
Mata
uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli umum merupakan jumlah mata
uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli). Jumlah
nominal merupakan jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang
dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata
uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba
periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan
daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab
itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang
agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Dalam kondisi
inflasi, ada 2 masalah yang dihadapi akuntansi dengan kos historis :
1)
Masalah PENILAIAN : Nilai aktiva akan berubah dibanding aktiva lain
walau daya beli uang tetap
2)
Masalah UNIT PENGUKUR : Unit moneter sebagai unit pengukur akan berubah
pada saat inflasi
Perubahan harga ada 3
jenis :
1)
Perubahan harga UMUM : Perubahan nilai satuan uang, dinyatakan dalam
index harga umum
Contoh : Index
Harga Konsumen
Inflasi : Index harga
Umum cenderung naik dari waktu ke waktu
Kenaikan harga umum
suatu periode dibanding periode sebelumnya : Laju Inflasi
2)
Perubahan harga SPESIFIK : Perubahan harga barang dan jasa
tertentu.
3)
Perubahan harga RELATIF : Mengukur tingkat penyimpangan perubahan
harga barang / jasa tertentu terhadap perubahan harga umum seluruh barang/jasa.
Misal : Harga
barang/jasa umum naik 10%,harga barang tertentu naik 32%, maka Perub.Harga
Relatif : 12%.
Rerangka akuntansi
pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam
statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi
dalam pelaporan keuangan.
Berbagai
usulan akuntansi untuk memperbaikki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat
diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur
akuntansinya.
Masalah
Akuntansi
Perubahan
harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan
pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus
digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan
kapital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya (finansial / fisis).
Pos-Pos Moneter
dan NonMoneter
Perubahan
harga mempunyai implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung / rugi daya beli sedangkan
pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung / rugi penahanan.
Besar
untung / rugi daya beli ditentukan dengan memisahkan pos moneter dan non
moneter, karena untung dan rugi daya beli biasanya berhubungan dengan pos
moneter netto. Pos moneter berhubungan dengan aliran kas, pos non-moneter
berhubungan dengan aliran potensi jasa fisik (non kas).
Aktiva moneter : klaim
untuk menerima sejumlah rupiah di masa depan tanpa memperhatikan perubahan daya
beli uang
Misal : kas,
deposito, investasi dalam obligasi, piutang dagang, piutang wesel dan uang muka
jaminan kontrak.
Aktiva non moneter :
aktiva yang mengandung jumlah unit rupiah yang berubah dengan berjalannya
waktu.
Misal : Persediaan
barang dagangan, fasilitas fisik, investasi dalam saham dan goodwill
Untung/Rugi Daya Beli :
berhubungan dengan penahanan pos moneter
Untung/Rugi fluktuasi
harga : Berhubungan dengan pos non moneter.
Perubahan Harga
Perubahan
harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama
pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Perubahan
harga terdiri atas perubahan harga umum, spesifik dan relatif. Perubahan harga
umum mencerminkan perubahan nilai tukar / daya beli uang. Perubahan harga
spesifik mencerminkan perubahan karakteristik barang tertentu akibat teknologi
/ selera terhadap barang. Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan harga
spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum diperhitungkan.
Dasar Pengukuran:
1)
Harga masukan / kos pengganti
Kos
penggantian aktiva milik perusahaan dengan aktiva sejenis
2)
Nilai Keluaran / Harga jual sekarang
Nilai sekarang aktiva
diukur atas dasar harga aktiva seandainya perusahaan menjual aktiva tersebut
3)
Aliran kos diskontoan
a.
Nilai sekarang aliran kas masa datang.
b.
Sumber informasi penentuan kos sekarang :
c.
Informasi harga dari pihak eksternal (mis : BPS)
d.
Informasi harga dari perusahaan sendiri
e.
Teknik pengukuran kos sekarang :
f.
Langsung (direct pricing) : membebankan langsung bahan dan tenaga
kerja ke aktiva
g.
Per unit (unit costing)
h.
Fungsional (functional pricing) : menentukan kos pengganti fungsi
produksi bukan aktiva yang berdiri sendiri
Akuntansi Daya
Beli Konstan
Tujuan
akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli.
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis
harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Dengan konsep daya
beli konstan, daya beli dapat menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital
daya beli. Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial.
Akuntansi Kos
Sekarang
Tujuan
akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan
kapital semula atau mempertahankan kapital atas dasar kapasitas operasi /
kemampuan untuk menyediakan barang/jasa dengan kuantitas yang sama dengan
kapasitas / kemampuan kapital. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar.
Ada dua perbedaan yang tampak,yaitu : Pertama, laba akan terbagi menjadi dua
komponen yaitu laba akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan
menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang belum terrealisasi akibat
penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba.
Berbagai teknik dan
sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos sekarang, yaitu :
- Pengindeksan.
Sumber informasi berupa
indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang / jasa yang
diukur dan indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan
catatan historis untuk kelompok barang / jasa yang diukur. Teknik ini
memungkinkan digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar
secara cepat.
- Penghargaan Langsung.
Teknik ini membebankan
secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset / kelompok
aset. Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari
penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
- Pengkosan Unit.
Teknik ini digunakan
untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang /
jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran / barang yang bersifat khusus.
- Penghargaan Fungsional.
Teknik ini digunakan
untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi / pemrosesan dan bukannya
suatu aset secara individual / kelompok aset yang masing-masing berdiri
sendiri.
Akuntansi
Hibrida
Perbedaan karakteristik
antara akuntansi daya beli konstan dengan akuntansi kos sekarang, yaitu :
Akuntansi Daya Beli
Konstan
|
Akuntansi Kos
Sekarang
|
Mengatasi masalah
unit pengukur.
|
Mengatasi masalah
penilaian.
|
Merevisi /
merevaluasi aset moneter pada akhir perido.
|
Merevisi /
merevaluasi aset nonmoneter secara terus-menerus.
|
Menggunakan indeks
harga umum karena sasarannya perubahan harga umum.
|
Menggunakan indeks
harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
|
Mengabaikan
untung/rugipe nahanan pada saat revaluasi.
|
Mengabaikan untung /
rugi daya beli.
|
Mengungkapkan untung
/ rugi daya beli atas aset moneter neto.
|
Mengungkapkan untung
/ rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
|
Untung / rugi sebagai
selisih lebih bermakna sebagai penyesuai daripada komponen laba dalam rangka
pemertahanan kapital.
|
Untung / rugi sebagai
selisih laba lebih bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital
dalam rangka pemertahanan kapital.
|
Standar
Akuntansi Perubahan Harga
Di
Amerika, standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan
harga sebagai informasi pelengkap dengan berbagai argumennya. Kemudian standar
tersebut diganti dengan berbagai standar baru yang tidak lagi mewajibkan tetapi
tetap menganjurkan pelaporan pengaruh perubahan harga dengan berbagai
argumennya. Akibatnya buku-buku teks akuntansi keuangan menengah tidak lagi
memasukkan topik akuntansi perubahan harga. Walaupun demikian, pembahasan
mengenai perubahan harga beserta teorinya tetap penting untuk memberi wawasan
yang luas dan dalam khususnya bila perubahan harag cukup berarti dalam sistem perekonomian
negara tertentu termasuk Indonesia.
.
Soal & Jawaban
1)
Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos
sekarang, kecuali
- Penghargaan langsung
- Perubahan harga
- Penghargaan fungsional
- Pengkosan unit
Jawaban
B
2)
Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari
penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang
- Penghargaan langsung
- Perubahan harga
- Penghargaan fungsional
- Pengkosan unit
Jawaban
A
3)
Standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan
harga sebagai informasi pelengkap dengan berbagai argumennya. Adalah pengertian
dari Negara
a.
jepang
b.
korea
c.
Amerika
d.
Indonesia
Jawaban
C
4)
Mempertahankan kapital atas dasar daya beli, adalah tujuan dari
a.
penghargaan fungional
b.
pengkosan unit
c.
perubahan harga
d.
akuntansi daya beli konstan
Jawaban
D
5)
Yang dimaksud dengan harga masukan dalam dasar pengukuran adalah
a.
kos pengganti
b.
harga jual kemarin
c.
harga jual sekarang
d.
salah semua
Jawaban
A
sumber :
1.
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary.
2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
3.
Putri,
Reski.2012.Akuntansi Inflasi [Internet]. http://riskiputrih.blogspot.com/
akuntansi-inflasi.html. Accessed date 24 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar