TUGAS I

TUGAS I
Maritha Try Rachmadani

Sabtu, 06 Juni 2015

Akuntansi Perubahan Harga ( Inflasi )

AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA (INFLASI)

  Pengertian inflasi, inflasi umum dan inflasi khusus
          Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh mempengaruhi. Semua Negara di dunia selalu menghadapi berbagai permasalahan inflasi. Oleh sebab itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu Negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya maslah ekonomi yang dihadapi suatu Negara.           
Inflasi merupakan masalah ekonomi (peristiwa moneter) yang hampir terjadi di semua negara di dunia. Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecendrungan naiknya harga-harga secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Dari pengertian ini dapat diambil beberapa hal penting dalam memahami inflasi, bahwa inflasi ini terjadi: Diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum, atau hampir semua komoditi mengalami kenaikan. Jadi, kenaikan harga dari satu atau beberapa barang saja tidak disebut sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga-harga barang lain. Kecenderungan kenaikan harganya terjadi terus menerus. Kenaikan harga-harga  karena, misalnya musiman, menjelang hari-hari bear, atau yang terjadi sekali saja (tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.
                        Banyak ahli ekonomi mengulas mengenai pembagian/penggolongan inflasi menurut beberapa sudut pandang. Penggolongan inflasi yang sering digunakan adalah berdasar asal, bobotnya, serta berdasarkan penyebabnya.
      
Pengertian Perubahan Harga
Untuk memahami istilah perubahan harga, kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik. Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Disebut inflasi jika terjadi kenaikan harga secara keseluruhan dan disebut deflasi jika terjadi penurunan harga. Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Laporan keuangan di masa perubahan harga berpotensi menyesatkan apabila ada pengukuran nilai aset yang tidak akurat, penyimpangan yang ditimbulkan diantaranya :

1)    Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan
2)   Anggaran yang menjadi dasar pengukuran
3)   Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inlasi yang tidak terkendali.

Mengapa Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
1)    Kenaikan dalam proporsi pajak.
2)   Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
3)   Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
4)   Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).

Penyesuaian Tingkat – Harga Umum
Mata uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli umum merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli). Jumlah nominal merupakan jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.

Dalam kondisi inflasi, ada 2 masalah yang dihadapi akuntansi dengan kos historis :
1)    Masalah PENILAIAN : Nilai aktiva akan berubah dibanding aktiva lain walau daya beli uang tetap
2)   Masalah UNIT PENGUKUR : Unit moneter sebagai unit pengukur akan berubah pada saat inflasi
Perubahan harga ada 3 jenis :
1)    Perubahan harga UMUM : Perubahan nilai satuan uang, dinyatakan dalam index harga umum
Contoh : Index Harga Konsumen
Inflasi : Index harga Umum cenderung naik dari waktu ke waktu
Kenaikan harga umum suatu periode dibanding periode sebelumnya : Laju Inflasi
2)   Perubahan harga SPESIFIK : Perubahan harga barang dan jasa tertentu.
3)   Perubahan harga RELATIF : Mengukur tingkat penyimpangan perubahan harga barang / jasa tertentu terhadap perubahan harga umum seluruh barang/jasa.
Misal : Harga barang/jasa umum naik 10%,harga barang tertentu naik 32%, maka Perub.Harga Relatif : 12%.
Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.
Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaikki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya.

Masalah Akuntansi
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya (finansial / fisis).

Pos-Pos Moneter dan NonMoneter
Perubahan harga mempunyai implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter. Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung / rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung / rugi penahanan.
Besar untung / rugi daya beli ditentukan dengan memisahkan pos moneter dan non moneter, karena untung dan rugi daya beli biasanya berhubungan dengan pos moneter netto. Pos moneter berhubungan dengan aliran kas, pos non-moneter berhubungan dengan aliran potensi jasa fisik (non kas).
Aktiva moneter : klaim untuk menerima sejumlah rupiah di masa depan tanpa memperhatikan perubahan daya beli uang
Misal : kas, deposito, investasi dalam obligasi, piutang dagang, piutang wesel dan uang muka jaminan kontrak.
Aktiva non moneter : aktiva yang mengandung jumlah unit rupiah yang berubah dengan berjalannya waktu.
Misal : Persediaan barang dagangan, fasilitas fisik, investasi dalam saham dan goodwill
Untung/Rugi Daya Beli : berhubungan dengan penahanan pos moneter
Untung/Rugi fluktuasi harga : Berhubungan dengan pos non moneter.

Perubahan Harga
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Perubahan harga terdiri atas perubahan harga umum, spesifik dan relatif. Perubahan harga umum mencerminkan perubahan nilai tukar / daya beli uang. Perubahan harga spesifik mencerminkan perubahan karakteristik barang tertentu akibat teknologi / selera terhadap barang. Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan harga spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum diperhitungkan.
Dasar Pengukuran:
1)    Harga masukan / kos pengganti
Kos penggantian aktiva milik perusahaan dengan aktiva sejenis
2)   Nilai Keluaran / Harga jual sekarang
Nilai sekarang aktiva diukur atas dasar harga aktiva seandainya perusahaan menjual aktiva tersebut
3)   Aliran kos diskontoan
a.     Nilai sekarang aliran kas masa datang.
b.     Sumber informasi penentuan kos sekarang :
c.     Informasi harga dari pihak eksternal (mis : BPS)
d.     Informasi harga dari perusahaan sendiri
e.     Teknik pengukuran kos sekarang :
f.     Langsung (direct pricing) : membebankan langsung bahan dan tenaga kerja ke aktiva
g.     Per unit (unit costing)
h.     Fungsional (functional pricing) : menentukan kos pengganti fungsi produksi bukan aktiva yang berdiri sendiri

Akuntansi Daya Beli Konstan
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli. Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Dengan konsep daya beli konstan, daya beli dapat menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli. Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial.

Akuntansi Kos Sekarang
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula atau mempertahankan kapital atas dasar kapasitas operasi / kemampuan untuk menyediakan barang/jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas / kemampuan kapital. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua perbedaan yang tampak,yaitu : Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba.

Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos sekarang, yaitu :
  1. Pengindeksan.
Sumber informasi berupa indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang / jasa yang diukur dan indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang / jasa yang diukur. Teknik ini memungkinkan digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar secara cepat.
  1. Penghargaan Langsung.
Teknik ini membebankan secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset / kelompok aset. Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
  1. Pengkosan Unit.
Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang / jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran / barang yang bersifat khusus.
  1. Penghargaan Fungsional.
Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi / pemrosesan dan bukannya suatu aset secara individual / kelompok aset yang masing-masing berdiri sendiri.

Akuntansi Hibrida
Perbedaan karakteristik antara akuntansi daya beli konstan dengan akuntansi kos sekarang, yaitu :
Akuntansi Daya Beli Konstan
Akuntansi Kos Sekarang
Mengatasi masalah unit pengukur.
Mengatasi masalah penilaian.
Merevisi / merevaluasi aset moneter pada akhir perido.
Merevisi / merevaluasi aset nonmoneter secara terus-menerus.
Menggunakan indeks harga umum karena sasarannya perubahan harga umum.
Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
Mengabaikan untung/rugipe nahanan pada saat revaluasi.
Mengabaikan untung / rugi daya beli.
Mengungkapkan untung / rugi daya beli atas aset moneter neto.
Mengungkapkan untung / rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
Untung / rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital.
Untung / rugi sebagai selisih laba lebih bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.

Standar Akuntansi Perubahan Harga
Di Amerika, standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap dengan berbagai argumennya. Kemudian standar tersebut diganti dengan berbagai standar baru yang tidak lagi mewajibkan tetapi tetap menganjurkan pelaporan pengaruh perubahan harga dengan berbagai argumennya. Akibatnya buku-buku teks akuntansi keuangan menengah tidak lagi memasukkan topik akuntansi perubahan harga. Walaupun demikian, pembahasan mengenai perubahan harga beserta teorinya tetap penting untuk memberi wawasan yang luas dan dalam khususnya bila perubahan harag cukup berarti dalam sistem perekonomian negara tertentu termasuk Indonesia.

.

Soal & Jawaban
1)    Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos sekarang, kecuali
    1. Penghargaan langsung
    2. Perubahan harga
    3. Penghargaan fungsional
    4. Pengkosan unit
Jawaban B
2)   Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang
    1. Penghargaan langsung
    2. Perubahan harga
    3. Penghargaan fungsional
    4. Pengkosan unit
Jawaban A
3)   Standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap dengan berbagai argumennya. Adalah pengertian dari Negara
a.    jepang
b.    korea
c.    Amerika
d.    Indonesia
Jawaban C
4)   Mempertahankan kapital atas dasar daya beli, adalah tujuan dari
a.    penghargaan fungional
b.    pengkosan unit
c.    perubahan harga
d.    akuntansi daya beli konstan
Jawaban D
5)   Yang dimaksud dengan harga masukan dalam dasar pengukuran adalah
a.    kos pengganti
b.    harga jual kemarin
c.    harga jual sekarang
d.    salah semua
Jawaban A
sumber :
                  1.            Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
                  2.            http://irmajhe.blogspot.com/2014/10/akuntansi-untuk-perubahan-harga-inflasi.html
                  3.            Putri, Reski.2012.Akuntansi Inflasi [Internet]. http://riskiputrih.blogspot.com/ akuntansi-inflasi.html. Accessed date 24 September 2013

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar