TUGAS I

TUGAS I
Maritha Try Rachmadani

Selasa, 30 April 2013

Aspek Hukum Dalam Ekonomi


ANDAI AKU JADI MENTRI KEUANGAN
Jika suatu saat nanti aku menjadi mentri keuangan, aku ingin merubah perekonomian indonesia menjadi lebih baik dari sekarang dan menjadikan Indonesia menjadi lebih maju, terutama dalam perekonomian indonesia, pembangunan-pembagunan infrastruktur jalan dan gedung agar lebih pesat dalam berkembangnya negara ini.
Saya juga akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih memadai untuk rakyat indonesia, agar mengurangi pengangguran di Indonesia. Karena yang saya tahu lapangan pekerjaan di Indonesia sangat kurang memadai dan banyaknya masyarakat di Indoensia tidak lahsepadan dengan lapangan pekerjaan yang ada.
Dan tujuan saya membuka lapangan pekerjaan adalah untuk mengurangi dan membantu hidup para anak jalanan dan para orang tua penduduk kumuh. Jadi, dengan adanya lapangan pekerjaan yang tersedia mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan  anak-anak mereka juga masih bisa sekolah setidaknya sampai sederajat. Dengan begitu tidak ada anak-anak terlantar, dan mengemis-ngemis di jalanan.

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PEREKONOMIAN 

Dalam devinisi indonesia ekonomi makro adalah suatu sistem yang mempelajari tentang ekonomi di Indonesia yang membawa pengaruh besar terhadap masyarakat, pasar, dan perusahaan. Dengan kata lain ekonomi makro adalah sistem yang melakukan analisa mengenai segala bentuk perubahan, ekonomi yang dimaksud disini meliputi tentang pertumbuhan ekonomi, tanaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai atau tidaknya keseimbangan neraca yang dilakukan secara berkesinambungan.
Tiga variabel dalam ekonomi makro Indonesia adalah nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, inflasi. Konsumsi privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta investasi adalah dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut di dalam permintaan agregat

Semakin membaik atau tidaknya permintaan agregat itu tergantung semakin baik atau tidaknya varibel di atas. Dan supaya perekonomian indonesia dapat berkembang sesuai keinginan masyarakat dan pemerintah maka harus mendapat penanganan yang seimbang. Hal ini dikarenakan selain permintaan agregat ada juga penawaran agregat yang meliputi pasar tenaga kerja dan teknologi atau yang kita kenal dengan IPTEK.        
                                                                                                                                                     1. NilaiTukar (Kurs)
Nilai tukar uang (kurs) adalah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap matauang lainnya. Kurs dapat direpresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Risiko nilai kurs merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain. Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam menjalankan aktivitas operasional dan investasi akan menghadapi resiko nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak di antisipasi oleh perusahaanakan berpengaruh pada nilai perusahaan tersebut.
Sebenarnya, nilai tukar rupiah masih memiliki kemungkinan untuk lebih menguat ladi dan lebih stabil lagi karena kondisi makro ekonomi di dalam negeri saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi global . Namun ada penghalang yang mencegah rupiah untuk terus menguat, yaitu terdapat beberapa investor dari luar yang masih melepas saham pada pasar ekuiti lokal.

Di lain pihak kenaikan mata uang di Asia memperlihatkan dukungan juga terhadap pergerakan mata uang di dalam negeri. Dan pemerintah juga terus berusaha untuk mencegah anjloknya nilai rupiah agar stabilitas kondisi ekonomi Indonesia tidak terganggu. Selain itu juga pemerintah bertujuan untuk menekan tingkat inflasi.

Terjadinya inflasi disebabkan karena meningkatnya harga barang secara umum dalam waktu yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga disebabkan beberapa faktor yang berkaitan dengan mekanisme pasar, yaitu :
·      Meningkatnya daya konsumsi masyarakat.
·      Terhambatnya pendistribusian barang.
·      Spekulasi yang memicu konsumi karena berlebihnya likuiditas di pasar.
Selain beberapa penjelasan di atas mengenai ekonomi makro Indonesia, sebenarnya ada satu masalah lagi yang juga menjadi masalah utama ekonomi, yaitu jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar. Menurut data terakhir dari Badan Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka kemiskinan Indonesia masih mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta jiwa. Meskipun sudah mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai angka 12,49% atau sekitar 30 juta orang. Yah, mungkin ini masih menjadi tugas pemerintah lagi untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia yang juga memiliki pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan kita semua

2. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi lain, di atas perjanjian pembayaran kembali yang dinyatakan dalam presentase tahunan .  Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan permintaan .

3. Inflasi
Hasil beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat inflasi berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian saham. Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat. Penelitian mengenai inflasi dengan tingkat pengembalian saham (stock returns) telah banyak dilakukan, khususnya pada negara berkembang. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat inflasi berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian saham. Balduzzi (1995) melakukan penelitian mengenai inflasi dan tingkat pengembalian saham untuk periode Januari 1954 – 1976 dan 1977 - 1990. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi mempunyai hubungan negatif dengan tingkat pengembalian saham. Hasil yang relatif sama juga dihasilkan dari penelitian Porter dan Null (2007), dimana inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap return harga saham.  Porter dan Null menemukan adanya hubungan negatif antara real stock returns dengan inflasi.