Definisi
Karangan
Karangan merupakan karya tulis
hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang
umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi,
argumentasi,
dan persuasi.
Pada umumnya, karangan dipandang
sebagai suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca
berdasarkan teks yang telah dihasilkan (Ahmadi, 1988: 20). Begitu juga istilah karangan
(komposisi) yang dikemukakan Ahmadi (1990: 1) bahwa karangan diartikan sebagai
rangkaian kata-kata atau kalimat. Selain itu, karangan menurut Gie (1995: 17)
memiliki pengertian hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang
dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
Karangan merupakan suatu proses
menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat
interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari
paragraf-paragraf yangmencerminkan kesatuan makna yang utuh. Menurut Keraf
(1994: 2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata
sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana
yang dibaca dan dipahami.
Macam-Macam Karangan
1.
Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal
sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fisik.
Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang
berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi,
autobiografi,
atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen,
cerbung, ataupun cergam.
Pola
narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
- Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
- Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
- Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah
menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui
proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu,
cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat
disingkat menjadi adik simba.
- (What) Apa yang akan diceritakan,
- (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
- (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
- (Who) Siapa pelaku ceritanya
- (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
- (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
Ciri-ciri/karakteristik
karangan Narasi
a.
Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian
yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar
(setting) digambarkan secara hidup dan terperin
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan
atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat,
mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman
pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat,
merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu
objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil
objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia,
dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode
realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau
sikap penulis
3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang
memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,
memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
(data faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif
terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau
tentang proses kerja sesuatu
4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau
ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya
bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca
terhadap suatu masalah dengan mengemukakan
alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
gagasan pengarang sehingga kebenaran itu
diakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta,
grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha
mengubah sikap, pendapat atau pandangan
pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang
menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat
pengarang, kita dapat menggunakan
bermacam-macam pola pembuktian
Perbedaan Karangan Ilmiah Dan Non Ilmiah
Karangan
ilmiah biasanya digunakan untuk menyatakan fakta yang umum dan ditulis menurut
metodologi dan tata cara penulisan yang benar ,ciri yang membedakan karangan
ilmiah dengan jenis karangan yang lainya adalah pertama karangan ilmiah
bersifat sistematis kemudian objektif dan tidak persuasif sehingga karangan
ilmiah lebih baku jika dibandingkan dengan jenis karangan yang lainya,selain
itu karangan ilmiah tidak ditulis untuk mengejar keuntungan pribadi dan tidak
melebih-lebihkan suatu hal ,adapun contoh dari karangan ilmiah dapat berupa
makalah,usulan penelitian skrpisi,tesis ,disertasi dan lain sebagainya,umumnya
karangan ilmiah terdiri dari judul karangan,pendahuluan,pembahasan simpulan dan
daftar pustaka.
Karangan
non ilmiah adalah karangan yang sudah lazim digunakan dalam dunia
tulis-menulis,karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan karangan fiksi
ataupun non fiksi,perbedaan yang cukup mencolok dari karangan ilmiah dengan
karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat hasil penelitian
sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang bebas
dan berasal dari pemikiran sang penulis itu sendiri contohnya adalah
novel,roman,cerpen,puisi dan lain sebagainya.
CIRI-CIRI
Ciri-ciri karangan ilmiah :
•Objektif
•Persuatif
•Sistematis
•Logis
• Menyajikan fakta
•Persuatif
•Sistematis
•Logis
• Menyajikan fakta
Ciri-ciri karangan non ilmiah :
•Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
•Fakta yang disimpulkan subyektif,
• Gaya bahasa konotatif dan populer,
• Tidak memuat hipotesis,
• Penyajian dibarengi dengan sejarah,
• Bersifat imajinatif,
• Situasi didramatisir,
• Bersifat persuasif.
• Tanpa dukungan bukti
MACAM-MACAM KARANGAN ILMIAH
•Fakta yang disimpulkan subyektif,
• Gaya bahasa konotatif dan populer,
• Tidak memuat hipotesis,
• Penyajian dibarengi dengan sejarah,
• Bersifat imajinatif,
• Situasi didramatisir,
• Bersifat persuasif.
• Tanpa dukungan bukti
MACAM-MACAM KARANGAN ILMIAH
• Laporan penelitian. Laporan yang ditulis
berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas
dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan,dsb.
• Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
• Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
• Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
• Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
• Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
MACAM-MACAM KARANGAN NON ILMIAH
• Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
• Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
• Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
• Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
• Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
MACAM-MACAM KARANGAN NON ILMIAH
•Dongeng
•Cerpen
•Novel
•Drama
• Roman
•Cerpen
•Novel
•Drama
• Roman
Kriteria Metode Ilmiah
1) Berdasarkan Fakta
Keterangan – keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan dianalisa haruslah berdasarkan fakta – fakta yang nyata.
Keterangan – keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan dianalisa haruslah berdasarkan fakta – fakta yang nyata.
2) Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif.
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif.
3) Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberi arti dari fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip – prinsip analisa.
Dalam memahami serta memberi arti dari fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip – prinsip analisa.
4) Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa.
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa.
5) Menggunakan Ukuran yang objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa – rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan – pertimbangan harus dibuat secara objektifdan dengan menggunakan pikiran yang waras.
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa – rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan – pertimbangan harus dibuat secara objektifdan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6) Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut – atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan. Ukuran – ukuran seperti ton, mm per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya yang harus selalu digunakan.
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut – atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan. Ukuran – ukuran seperti ton, mm per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya yang harus selalu digunakan.
Sikap
Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang
menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus
asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap
yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan
hasil yang baik pula. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai
forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan
penulisan karya ilmiah.
Metode
Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah. Sikap-sikap ilmiah tersebut
meliputi :
1. Obyektif
terhadap fakta.
2. Tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan
itu.
3. Berhati
terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang lain.
4. Tidak
mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
5. Bersikap
hati-hati.
6. Sikap
ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
7. Sikap
menghargai karya orang lain.
8. Sikap
tekun.
9. Sikap
berani mempertahankan kebenaran.
10. Sikap menjangkau ke depan.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
1. Mengadakan
penelitian lalu merumuskan masalah,
2. Mengumpulkan
data- data atau keterangan yang ada,
3. Menyusun
hipotesis atau hipotesa,
4. Menguji
hipotesis atau hipotesa dengan melakukan percobaan atau penelitian,
5. Mengolah
data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan
kesimpulan, dan
6. Menguji
kesimpulan.
5.
Novianti, Herlins. 2012. “Pengertian Sikap Ilmiah”. Dalam
http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah-pengertian.html
.
6.
Karlina,
Alita Linjzia., dkk. 2013. “Makalah Metode Ilmiah, Sikap Ilmiah dan
Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah”. Dalam http://deskamudina.blogspot.com/2013/02/makalah-metode-ilmiah-sikap-ilmiah_12.html
.